Akhir-akhir ini, masyarakat semakin melek finansial. Berbagai pertanyaan mengenai cara investasi reksadana pun diajukan demi mendapatkan jawaban yang memuaskan. Tidak jarang, masyarakat mengikuti kelas-kelas investasi ataupun mencari informasi mengenai apa itu reksa dana dengan berselancar di dunia maya. Tak ayal, cara investasi di reksadana juga menjadi salah satu pilihan bagi para pemula yang ingin terjun dalam dunia investasi.
Lalu sebenarnya bagaimana cara tepat memahami reksadana hingga mampu memberikan keuntungan bagi investornya?
Investasi reksadana
Saat ini sudah ada lebih dari 800 produk reksadana yang dijual di Indonesia. Mengingat banyaknya produk reksadana, hal ini membuat masyarakat harus pintar dan memahami dengan baik tujuan dan profil risiko dari investasi reksa dana. Sebelum akhirnya Anda mengeluarkan uang untuk berinvestasi di reksadana, ada baiknya jika Anda membaca prospektus reksadana. Bisa juga Anda membaca dokumen Fund Factsheet yang diterbitkan sebulan sekali oleh Manajer Investasi (MI). Fund Facsheet inilah yang berisi laporan kinerja bulanan dan ringkasan mengenai berbagai informasi penting dari prospektus reksadana.
Reksadana saat ini dapat langsung dibeli dari institusi yang mengelola atau menerbitkan produk reksadana, dalam hal ini Manajer Investasi. Keuntungan yang didapatkan apabila Anda membeli langsung pada MI adalah jumlah investasi yang lebih terjangkau dengan total biaya yang lebih murah dibanding bila Anda membelinya di tempat lain. Bahkan beberapa Manajer Investasi akan menawarkan produk reksadana dengan pembelian minimal 100 ribu rupiah saja.
http://assets.kompas.com/data/photo/2014/09/27/2056352shutterstock-219755563780x390.jpg
Tidak hanya melalui MI, Anda dapat melakukan pembelian reksadana melalui bank yang memiliki izin sebagai APERD (Agen Penjual Reksadana). Keuntungan yang Anda dapatkan adalah pilihan produk yang lebih banyak, membeli reksadana dari MI yang berbeda, hingga adanya fasilitas autodebet.
Cara Pembelian Reksadana
Reksadana yang saat ini cukup populer antara lain:
1. Reksadana pasar uang
Reksadana ini seluruhnya ditepatkan pada deposito, SBI, dan obligasi. Reksadana jenis ini memiliki risiko yang lebih rendah dan keuntungan yang rendah juga. Jangka waktu investasinya pun kurang dari 1 tahun.
2. Reksadana pendapatan tetap
Dananya dialokasikan sebesar 80% ke obligasi dengan potensi keuntungan lebih besar daripada reksadana pasar uang. Jangka waktu investasinya 1—3 tahun.
3. Reksadana campuran
Alokasi dananya pada berbagai instrumen keuangan. Potensi keuntungannya relatif lebih tinggi dari reksidana pendapatan tetap. Jangka waktu investasinya 3—5 tahun.
4. Reksadana saham
Alokasi dananya 80% ada pasar modal atau saham. Potensi keuntungannya lebih besar dibanding jenis reksadana lainnya. Meski begitu, risiko yang diimiliki juga jauh lebih besar dengan jangka waktu investasi di atas 5 tahun.
Jawa, Indonesia